TIMES BANGKALAN, BLITAR – Sebuah lukisan Bung Karno karya pelukis istana I.B. Said terus menjadi sorotan pengunjung Galeri Bung Karno di Bendogerit, Kota Blitar. Lukisan berukuran 150 x 175 sentimeter itu tak hanya memikat karena detailnya, tetapi juga karena fenomena unik di bagian dada kiri, tepat di posisi jantung, yang tampak berdetak layaknya detak manusia.
Saat TIMES Indonesia berkunjung Sabtu sore (9/8/2025), dari kejauhan, lukisan yang menggambarkan Bung Karno mengenakan jas, kopiah, dan memegang tongkat itu terlihat seperti potret formal biasa.
Fadhillio mengamati detail lukisan Bung Karno di Galeri Bung Karno, Blitar, yang dikenal dengan fenomena dada kiri tampak berdetak. (FOTO: Ardana Pramayoga/TIMES Indonesia)
Namun, bagi sebagian pengunjung, dada kiri lukisan tampak bergerak ritmis, menimbulkan rasa penasaran dan keinginan untuk mengamatinya lebih dekat.
Pengalaman Pengunjung
Banyak wisatawan datang khusus untuk membuktikan kabar “lukisan berdetak” ini. Ada yang meyakininya sebagai hasil ketelitian luar biasa sang pelukis, ada pula yang menganggapnya ilusi optik.
Fadhillio Ibra Farissandro Abriakto, warga Blitar, mengaku terkesan dengan fenomena tersebut. “Menurut saya, ini karya seni yang mengundang rasa ingin tahu. Bukan sekadar potret sejarah, tapi juga memancing pengunjung untuk berpikir dan mencari penjelasan,” ujarnya.
Fadhillio yang mengamati dari jarak dekat melihat pergerakan di dada kiri, sementara sebagian pengunjung lainnya mengaku melihat gerakan di hampir seluruh permukaan lukisan jika dilihat dari sudut tertentu.
Penjelasan Galeri
Staf Galeri Bung Karno mengungkapkan bahwa belum ada kajian ilmiah yang memastikan penyebabnya. Namun, secara teknis, gerakan itu diduga dipengaruhi bentangan kanvas yang tipis dan lebar sehingga sensitif terhadap angin atau getaran langkah pengunjung.
Ardana Pramayoga, Wartawan TIMES Indonesia berfoto dengan lukisan Bung Karno di Galeri Bung Karno. (FOTO: TIMES Indonesia)
Karena bagian tengah lukisan berada tepat di posisi dada Bung Karno, pergerakan kecil itu terlihat seperti detak jantung.
Berdasarkan catatan galeri, ritme gerakan tersebut hampir sama dengan detak jantung manusia normal, yakni 60–70 kali per menit. Penempatan objek utama di tengah kanvas membuat fokus pengamatan otomatis tertuju ke bagian itu.
Nilai Sejarah
Lukisan ini dibuat pada 2001 oleh I.B. Said, pelukis istana yang aktif sejak 1963 dan dikenal dengan detail karya yang halus. Awalnya, lukisan ini berada di Istana Bogor, lalu dipindahkan ke Blitar pada 2004 bersamaan dengan peresmian Perpustakaan Proklamator Bung Karno oleh Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri.
Letak Galeri Bung Karno yang masih satu kompleks dengan makam Bung Karno membuatnya menjadi bagian penting wisata sejarah dan ziarah di Blitar. Lukisan berdetak ini pun selalu menjadi titik favorit wisatawan dari berbagai daerah.
Wisata Edukasi
Menurut Fadhillio, fenomena ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana belajar sejarah yang kreatif. “Rasa penasaran bisa menjadi pintu masuk bagi generasi muda untuk memahami latar belakang tokoh dan peristiwa sejarah,” katanya.
Galeri Bung Karno tetap mengajak pengunjung melihat fenomena ini secara objektif dan tidak mengaitkannya dengan hal mistis. Tujuannya agar nilai seni dan sejarah karya tetap menjadi sorotan utama.
Galeri Bung Karno buka setiap hari pukul 08.00–16.00 WIB, kecuali hari libur nasional. Berlokasi di Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, galeri ini terus menjadi magnet wisata sejarah sekaligus media edukasi yang memperkuat kesadaran akan warisan bangsa. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Fenomena Lukisan Hidup Soekarno yang Berdetak Jantungnya di Galeri Bung Karno Blitar
Pewarta | : TIMES Magang 2025 |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |